When Recalld



When Recalld
Setahun yang  lalu, ketika Heri dan Dinda masih memakai seragam putih abu-abu, seragam yang penuh dengan kenangan manis mereka berdua. Kenangan manis ketika mereka basah-basahan naik motor, ketika untuk pertamanya kalinya mereka ciuman, ketika mereka belajar bareng di rumah Dinda, ketika mereka bersama-sama berusaha mendapat beasiswa ke peguruan tinggi. Lalu, usaha mereka berbuah manis dengan mendapat beasiswa, namun di Universitas yang berbeda. Dinda mendapat beasiswa di Bandung dan Heri mendapat beasiswa jauh di Yogyakarta. Kini Heri dan Dinda hanya bisa bertemu lewat skipee.
            Entah sampai kapan mereka  bertahan di atas jarak dan waktu yang memisahkan mereka. Setiap malam, Heri selalu menikmati LDR-nya dengan memandang bulan dan bintang meskipun mereka terpisah oleh guratan tempat tetapi setidaknya mereka menatap bulan yang sama. Ingatan Heri jauh mengawang-ngawang kembali ke masa setahun yang lalu ketika mereka masih SMA ketika itu juga mereka suka memburu bulan di Balkon Rumah Dinda .
            “Rie. Kalo keinginan kamu sekarang mau jadi apa?” Dinda membuka pembicaraan sambil menatap bulan
            “Emp, aku hanya ingin selamanya terus begini bisa menatap bulan dan bintang” Jawab Heri tanpa menolehnya sedikitpun meski jarak mereka terpaut beberapa CM.
            “Kalo kamu.?” Heri menyela sambil menatap wajah gadis itu
            “Aku ingin jadi bintang” Jawab Dinda singkat
            “Loh, alasannya kenapa?”  Heri mengalihkan tatapannya ke Dinda
            “Iyah, Agar aku bisa mengindahkan malam yang gelap ini” tegas Dinda dengan mengalihkan tatapannya pada pemuda itu
            “Kalo aku mau jadi bulan” jawab Heri dengan mengarahkan telunjuknya pada gugusan bulan
            “Kalo kamu, alasannya kenapa.?” tanya Dinda dengan menaikan alisnya
            “Iyah jadi bulan, biar bisa menemani bintang yang kesepian” tegas Heri dengan raut muka yang bersinar
            Percakapan itu, masih tergurat jelas di memorinya, memori yang penuh dengan kenangan mereka berdua.  Tak terasa Obyek yang Heri pandang telah sebagian menghilang seketika itu juga Heri memutuskan untuk masuk ke dalam asrama. Entah berapa kertas yang ada di lemarinya, semua kertas itu tetesan tinta yang penuh dengan kenangan mereka berdua, agar suatu saat nanti anak mereka bisa membacanya.
            Heri mengejar SKS sebanyak mungkin, tak ada lagi yang membuatnya betah berlama-lama di kota pelajar, selain itu juga karena dia mempunyai target lulus kurang dari empat tahun, setelah itu dia harus mapan lalu dia akan melamar Dinda yang sudah hampir tiga tahun jadi pacarnya.
            Waktu terasa begitu singkat Heri sudah memakai baju toga dan berpoto bersama dengan orang tuanya, tetapi Heri masih kekurangan satu orang yang telah berjanji akan datang saat hari dimana dia resmi jadi sarjana. Ketika masih SMA Dinda telah berjanji akan datang saat Heri diwisuda, namun itu hanya janji semata, Heri dan orang tuanya telah menunggu lama kedatangan Dinda agar bisa  berpoto bareng dengan mereka, namun Dinda tidak datang juga. Merekapun memutuskan untuk berpoto tanpa kehadiran orang yang telah berjanji akan datang. Heri sangat kecewa karena Dinda tidak datang saat hari dimana dia seharusnya bahagia telah mendapat gelar sarjana.








Komentar