Untukmu yang Pernah Mengisi Walau Berakhir Sakit Hati


Setelah pergimu waktu itu, aku tidak pernah berhasil lagi menghubungimu, kamu semakin jauh meninggalkan luka dan duka. Aku tidak pernah menerima kabarmu lagi, cahaya lilin yang dulu terang kini hanya tinggal kenang. Kamu tidak perlu meniup lilin itu, pelan-pelan ia akan padam terhempas angin penghianatan. Angin waktu itu bagai pukulan keras yang sengaja kamu arahkan ke hatiku dan aku terlempar jauh ke lautan luka. Aku tersesat di sana, terombang ambing bersama kenangan yang masih erat ku genggam.
Terima kasih untuk segala hal,  bagaimanapun juga kamu pernah mengisi walau berakhir dengan sakit hati, Sejak kamu tenggelamkan aku dalam lautan luka, kamu boleh tertawa, kamu boleh jumawa, kamu boleh melupakan aku sekejap mata, dan menghilang begitu saja, lalu meninggalkan tanda tanya. Namun, kamu harus tau. Bagiku, tidak mudah menghapus semua ingatan yang kadang membuatku terkesan kekanak-kanakan.
            Aku masih kekanak-kanakan waktu itu, aku masih belum bisa merelakan seseorang yang telah pergi meninggalkan dengan tanpa belas kasihan. Aku belum dewasa, bahkan aku masih memohon – mohon agar kamu kembali kepelukan.
Pelan-pelan aku beranjak dari masa lalu yang kurasa pilu. Memang dulu aku sangat ingin memperjuangkanmu kembali, namun kamu tetap beranjak pergi, meninggalkan luka di hati, kamu membiarkan aku terpenjara dalam luka dengan semua pejuanganku yang tidak pernah kamu terima.

Baca Juga...!!
- Pernah Rindu
- Kenyataan Yang Kadang Ku Tolak

Komentar

  1. Mantafff ris .. Semangat berkarya .. Lanjutkan sukses selalu untuk karya nya 😄

    BalasHapus
  2. semoga jadi sebuah buku best seller cha wkwk.. kamu jadi orang pertama baca bukuna lah wkwk

    BalasHapus

Posting Komentar